#⃣ #broadcastquantumfiqih
No.: KS/11/VI/QUFI
Topik: 1⃣ _Konsultasi Syariah_
Rubrik: _quantumfiqihaqidah_
No.: KS/11/VI/QUFI
Topik: 1⃣ _Konsultasi Syariah_
Rubrik: _quantumfiqihaqidah_
Konsultasi Syariah *195 - Ramadhan Bukan Bulan Rahmah?*
_Pertanyaan_
1⃣ 1. Apakah perbuatan dosa di bulan suci ramadhan akan dilipat gandakan juga sebagaimana amalan shalih ?
2⃣ 2. Bagaimana perbandingan besarannya antara dosa dilakukan di bulan selain ramdhan dengan yg dilakukan bulan ramadhan ?
3⃣ 3. Bila dosa jadi lebih besar....maka bagi para pelaku dosa...maka bulan ramadhan justru sebagai musibah karena dosa nya akan makin besar dan berlipat...?
Apakah kaidah ini benar...?
4⃣ 4. Ramadhan adalah bulan kasih sayang Allahﷻ...jika benar dosa jadi membesar dosanya karena bulan suci...apa makna kasih sayang dibulan ramadhan bagi orang orang pendosa..?
5⃣ 5. Apakah perbuatan dosa menyebabkan tidak diterimanya puasa seseorang seperti dosa dusta...?
6⃣ 6. Bila ada dosa yg menghalangi diterimanya puasa, maka bolehkah diqiyaskan pada dosa yang lain seperti riba, mencuri, ghibah, meninggalkan shalat dan dosa lainnya bahwa dosa dosa yg dilakukan akan menghalangi diterimanya puasa seseorang...?
1⃣ 1. Apakah perbuatan dosa di bulan suci ramadhan akan dilipat gandakan juga sebagaimana amalan shalih ?
2⃣ 2. Bagaimana perbandingan besarannya antara dosa dilakukan di bulan selain ramdhan dengan yg dilakukan bulan ramadhan ?
3⃣ 3. Bila dosa jadi lebih besar....maka bagi para pelaku dosa...maka bulan ramadhan justru sebagai musibah karena dosa nya akan makin besar dan berlipat...?
Apakah kaidah ini benar...?
4⃣ 4. Ramadhan adalah bulan kasih sayang Allahﷻ...jika benar dosa jadi membesar dosanya karena bulan suci...apa makna kasih sayang dibulan ramadhan bagi orang orang pendosa..?
5⃣ 5. Apakah perbuatan dosa menyebabkan tidak diterimanya puasa seseorang seperti dosa dusta...?
6⃣ 6. Bila ada dosa yg menghalangi diterimanya puasa, maka bolehkah diqiyaskan pada dosa yang lain seperti riba, mencuri, ghibah, meninggalkan shalat dan dosa lainnya bahwa dosa dosa yg dilakukan akan menghalangi diterimanya puasa seseorang...?
Ditanyakan oleh saudara *Akhdan H. A.* dari Banyumas
_Jawaban_
Pertama, berdasarkan dalil-dalil, *para ulama berbeda pendapat apakah dosa dikalilipat sekian kali nilainya, di bulan Ramadhan, sebagaimana pahala, ataukah tetap bernilai 1 kalilipat saja,* dan hanya pahala saja yang dikalilipatkan nilainya oleh Allah.
Pertama, berdasarkan dalil-dalil, *para ulama berbeda pendapat apakah dosa dikalilipat sekian kali nilainya, di bulan Ramadhan, sebagaimana pahala, ataukah tetap bernilai 1 kalilipat saja,* dan hanya pahala saja yang dikalilipatkan nilainya oleh Allah.
Disebutkan dalam kitab Mathalib Ulin Nuha (2/385),
(وتضاعف الحسنة والسيئة بمكان فاضل كمكة والمدينة وبيت المقدس وفي المساجد، وبزمان فاضل كيوم الجمعة، والأشهر الحرم ورمضان. أما مضاعفة الحسنة: فهذا مما لا خلاف فيه، وأما مضاعفة السيئة، فقال بها جماعة تبعا لابن عباس وابن مسعود . . . وقال بعض المحققين: قول ابن عباس وابن مسعود في تضعيف السيئات: إنما أرادوا مضاعفتها في الكيفية دون الكمية ) اهـ .
“Kebaikan dan keburukan menjadi berlipatganda pada tempat mulia seperti Mekah, Madinah, Baitul Maqdis dan di masjid. Dan (berlipatganda pula) di waktu yang mulia seperti pada hari jum’at, bulan-bulan haram dan Ramadhan. Adapun pelipatgandaan kebaikan, maka ini adalah perkara yang tidak ada perselisihan (di antara ulama) tentangnya. Adapun pelipatgandaan keburukan, maka sekelompok ulama menyatakan hal itu, mereka mengikuti (pendapat) Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud…. dan berkata sebagian ulama peneliti perkataan Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud dalam pelipatgandaan keburukan mereka hanyalah memaksudkannya sebagai (pelipatgandaan) kualitas dan bukan kuantitas”.
(وتضاعف الحسنة والسيئة بمكان فاضل كمكة والمدينة وبيت المقدس وفي المساجد، وبزمان فاضل كيوم الجمعة، والأشهر الحرم ورمضان. أما مضاعفة الحسنة: فهذا مما لا خلاف فيه، وأما مضاعفة السيئة، فقال بها جماعة تبعا لابن عباس وابن مسعود . . . وقال بعض المحققين: قول ابن عباس وابن مسعود في تضعيف السيئات: إنما أرادوا مضاعفتها في الكيفية دون الكمية ) اهـ .
“Kebaikan dan keburukan menjadi berlipatganda pada tempat mulia seperti Mekah, Madinah, Baitul Maqdis dan di masjid. Dan (berlipatganda pula) di waktu yang mulia seperti pada hari jum’at, bulan-bulan haram dan Ramadhan. Adapun pelipatgandaan kebaikan, maka ini adalah perkara yang tidak ada perselisihan (di antara ulama) tentangnya. Adapun pelipatgandaan keburukan, maka sekelompok ulama menyatakan hal itu, mereka mengikuti (pendapat) Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud…. dan berkata sebagian ulama peneliti perkataan Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud dalam pelipatgandaan keburukan mereka hanyalah memaksudkannya sebagai (pelipatgandaan) kualitas dan bukan kuantitas”.
*Kedua, besaran pengkalilipatan sedangkal pengetahuan saya, tidak disebutkan secara spesifik dalam nash.*