Konsultasi Syariah *Tidak Ada Pakaian Lain, Shalat Dengan Pakaian Najis*
_Pertanyaan_
Assalamu’alaikum
Ustadz, Bagaimana hukumnya sholat jika pakaian kitaterkena air kencing tapi sdh kita lap dengan air (maksudnya untuk menghilangkan najis).. Yg keadaannya tidak ada pakaian pengganti…
Assalamu’alaikum
Ustadz, Bagaimana hukumnya sholat jika pakaian kitaterkena air kencing tapi sdh kita lap dengan air (maksudnya untuk menghilangkan najis).. Yg keadaannya tidak ada pakaian pengganti…
Ditanyakan oleh Bapak *Munasir Harjo* (+966563943910) pada _2 Nopember 2017_
_Jawaban_
Menggunakan pakaian suci, termasuk syarat sah shalat. Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيُقَلِّبْ نَعْلَيْهِ ، فَإِنْ رَأَى فِيهِمَا أَذًى فَلْيُمِطْ وَلْيُصَلِّ فِيهِمَا
“Apabila kalian hendak masuk masjid, hendaknya dia lihat sandalnya. Jika dia lihat ada najis, hendaknya dia bersihkan. Dan silahkan digunakan untuk shalat.” *[Musnad Ahmad no. 11452 dan Sunan Ad-Darimi no. 1429]*
Menggunakan pakaian suci, termasuk syarat sah shalat. Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيُقَلِّبْ نَعْلَيْهِ ، فَإِنْ رَأَى فِيهِمَا أَذًى فَلْيُمِطْ وَلْيُصَلِّ فِيهِمَا
“Apabila kalian hendak masuk masjid, hendaknya dia lihat sandalnya. Jika dia lihat ada najis, hendaknya dia bersihkan. Dan silahkan digunakan untuk shalat.” *[Musnad Ahmad no. 11452 dan Sunan Ad-Darimi no. 1429]*
Hanya punya pakaian yang terkena najis dan tidak memungkinkan untuk membersihkannya, sementara waktu shalat akan habis, maka dia dihadapkan pada 3 pilihan: (1) Shalat dengan pakaian najis; (2) Shalat dengan tidak menutup aurat; (3) Menunggu sampai mendapat pakaian suci, sekalipun di luar waktu shalat. Semua pilihan ini kondisinya sama, shalat dengan tidak memenuhi salah satu syarat shalat. Maka shalatnya tidak sah.
Ibnu Qudamah mengatakan,
ومن لم يجد إلا ثوباً نجساً صلى فيه وأعاد على المنصوص
Siapa yang hanya memiliki pakaian najis, maka dia boleh shalat dengan pakaian najis itu, dan dia ulang (setelah dapat yang suci), berdasarkan keterangan Imam Ahmad. *[Al-Muqni’ ma’a Asy-Syarh Al-Kabir, 1/316]*
ومن لم يجد إلا ثوباً نجساً صلى فيه وأعاد على المنصوص
Siapa yang hanya memiliki pakaian najis, maka dia boleh shalat dengan pakaian najis itu, dan dia ulang (setelah dapat yang suci), berdasarkan keterangan Imam Ahmad. *[Al-Muqni’ ma’a Asy-Syarh Al-Kabir, 1/316]*
Imam Asy-Syafii mengatakan,
ولو أصابت ثوبه نجاسة ولم يجد ماء لغسله صلى عرياناً ولا يعيد، ولم يكن له أن يصلي في ثوب نجس بحال
Jika pakaiannya terkena najis, sementara dia tidak memiliki air untuk membersihkannya, maka dia shalat dengan telanjang, dan tidak perlu diulang. Dia tidak boleh shalat dengan pakaian najis sama sekali. *[Al-Umm, 1/57]*
ولو أصابت ثوبه نجاسة ولم يجد ماء لغسله صلى عرياناً ولا يعيد، ولم يكن له أن يصلي في ثوب نجس بحال
Jika pakaiannya terkena najis, sementara dia tidak memiliki air untuk membersihkannya, maka dia shalat dengan telanjang, dan tidak perlu diulang. Dia tidak boleh shalat dengan pakaian najis sama sekali. *[Al-Umm, 1/57]*
Al-Kasani mengatakan,
فإن كان ربعه -أي الثوب- طاهراً لم يجزه أن يصلي عرياناً بل يجب عليه أن يصلي في ذلك الثوب لأن الربع فما فوقه في حكم الكمال
Jika ¼ pakaian yang dia kenakan itu suci, dia tidak boleh shalat dengan telanjang. Namun wajib baginya untuk shalat dengan pakaian itu. Karena suci ¼ ke atas, sifatnya kesempurnaan.
وإن كان كله نجساً أو الطاهر منه أقل من الربع فهو بالخيار في قول أبي حنيفة وأبي يوسف إن شاء صلى عرياناً وإن شاء مع الثوب لكن الصلاة في الثوب أفضل، قال محمد لا تجزئه إلا مع الثوب
Jika pakainnya semuanya najis atau bagian yang suci kurang dari 1/4 maka dia punya pilihan, menurut pendapat Abu Hanifah dan Abu Yusuf. Dia boleh shalat dengan telanjang, boleh juga shalat dengan pakaian najis. Namun shalat dengan pakaian najis lebih afdhal. Kata Muhammad bin Al-Hasan (murid senior Abu Hanifah), Shalat tidak sah, kecuali dengan memakai pakaian. *[Bada’i As-Shana’i, 1/117]*
فإن كان ربعه -أي الثوب- طاهراً لم يجزه أن يصلي عرياناً بل يجب عليه أن يصلي في ذلك الثوب لأن الربع فما فوقه في حكم الكمال
Jika ¼ pakaian yang dia kenakan itu suci, dia tidak boleh shalat dengan telanjang. Namun wajib baginya untuk shalat dengan pakaian itu. Karena suci ¼ ke atas, sifatnya kesempurnaan.
وإن كان كله نجساً أو الطاهر منه أقل من الربع فهو بالخيار في قول أبي حنيفة وأبي يوسف إن شاء صلى عرياناً وإن شاء مع الثوب لكن الصلاة في الثوب أفضل، قال محمد لا تجزئه إلا مع الثوب
Jika pakainnya semuanya najis atau bagian yang suci kurang dari 1/4 maka dia punya pilihan, menurut pendapat Abu Hanifah dan Abu Yusuf. Dia boleh shalat dengan telanjang, boleh juga shalat dengan pakaian najis. Namun shalat dengan pakaian najis lebih afdhal. Kata Muhammad bin Al-Hasan (murid senior Abu Hanifah), Shalat tidak sah, kecuali dengan memakai pakaian. *[Bada’i As-Shana’i, 1/117]*
樂 Yang saya tidak paham, pertanyaan Bapak Munasir, kok bisa sampai tidak punya pakaian lain yang suci? Oh, mungkin sedang traveling, atau terjebak di hutan belantara atau padang pasir, tidak ada orang lain. Kalau masih di perkampungan atau di perkotaan, tentu kita bisa pinjam atau beli pakaian lain yang suci. Atau mungkin karena saking miskinnya, sampai hanya punya satu buah pakaian, dan tidak ada orang lain yang mau meminjami atau memberi. Innalillah. Kita berlindung kepada Allah dari kondisi mengenaskan tersebut. Dan semoga kita dijadikan Allah sebagai hamba yang peduli.
Tapi, Pak Munasir bilang, sudah mengelap pakaian najis dengan air untuk menghilangkan najis.
An-Nafrawi mengatakan,
وكذلك يعيد في الوقت من صلى فريضة بثوب نجس أو متنجس مع عدم القدرة على إزالتها واتساع الوقت وكانت تلك النجاسة غير معفو عنها
“Orang yang melakukan shalat wajib dengan baju najis atau baju terkena najis, sementara dia tidak mampu menghilangkannya, dan waktu shalat masih longgar, disamping najisnya tidak bisa ditoleransi maka dia wajib mengulangi shalatnya selama waktu shalat masih ada (setelah mencuci najisnya).” *[Al-Fawakih Ad-Dawani, 3/24]*
وكذلك يعيد في الوقت من صلى فريضة بثوب نجس أو متنجس مع عدم القدرة على إزالتها واتساع الوقت وكانت تلك النجاسة غير معفو عنها
“Orang yang melakukan shalat wajib dengan baju najis atau baju terkena najis, sementara dia tidak mampu menghilangkannya, dan waktu shalat masih longgar, disamping najisnya tidak bisa ditoleransi maka dia wajib mengulangi shalatnya selama waktu shalat masih ada (setelah mencuci najisnya).” *[Al-Fawakih Ad-Dawani, 3/24]*
Kalau dengan mengelap pakaian yang terkena najis lantas najis menjadi hilang bau, wujud, warna dan rasanya, maka pakaian sudah suci. Kalau masih ada baunya, atau masih ada wujudnya, atau masih ada rasanya, atau masih ada warnanya, maka pakaian belum suci. Berikut dalil-dalilnya.
Dari Asma’ binti Abi Bakar, ia berkata,
جاءت امرأة إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقالت: إحدانا يصيب ثوبها من دم الحيض, كيف نصنع ؟ فقال: تحتّه, ثم تقرصه بالماء ثم تنضحه ثم تصلي فيه
“Telah datang seorang perempuan kepada Nabi, dan berkata; salah satu dari kami pakaiannya terkena darah haid, “apa yang harus kami lakukan?” Maka Rasul bersabda, “Hendaklah ia menyikat (mengosok/mengerik) bajunya, kemudian mencuci dan menyiramnya dengan air, setelah itu ia boleh shalat dengannya.” *[Mutafaqun ‘Alaih]*
جاءت امرأة إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقالت: إحدانا يصيب ثوبها من دم الحيض, كيف نصنع ؟ فقال: تحتّه, ثم تقرصه بالماء ثم تنضحه ثم تصلي فيه
“Telah datang seorang perempuan kepada Nabi, dan berkata; salah satu dari kami pakaiannya terkena darah haid, “apa yang harus kami lakukan?” Maka Rasul bersabda, “Hendaklah ia menyikat (mengosok/mengerik) bajunya, kemudian mencuci dan menyiramnya dengan air, setelah itu ia boleh shalat dengannya.” *[Mutafaqun ‘Alaih]*
Dari Abu Samh Malik radhiallahu’anhu, ia berkata,
يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلاَمِ
“Air kencing anak perempuan itu dicuci, sedangkan air kencing anak laki-laki itu dipercikkan” *[Sunan Abu Dawud no. 377; An-Nasa’i no. 303]*
يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلاَمِ
“Air kencing anak perempuan itu dicuci, sedangkan air kencing anak laki-laki itu dipercikkan” *[Sunan Abu Dawud no. 377; An-Nasa’i no. 303]*
Dari Abu Sa’id, bahwa Nabi bersabda,
إذا جاء أحدكم المسجد فليقلق نعليه ولينظر فيهما فإن رأى خبثاً فليمسحه بالأرض, ثم يصل فيها.
“Jika salah satu diantara kalian mendatangi masjid, maka hendaklah dia membalik sandalnya terlebih dahulu, lihatlah apa yang ada padanya. Kalau terlihat ada najis, maka hendaklah dia mengusapkannya ke tanah kemudian hendaklah dia shalat dengannya.”
إذا جاء أحدكم المسجد فليقلق نعليه ولينظر فيهما فإن رأى خبثاً فليمسحه بالأرض, ثم يصل فيها.
“Jika salah satu diantara kalian mendatangi masjid, maka hendaklah dia membalik sandalnya terlebih dahulu, lihatlah apa yang ada padanya. Kalau terlihat ada najis, maka hendaklah dia mengusapkannya ke tanah kemudian hendaklah dia shalat dengannya.”
Dari Aisyah, beliau menceritakan
كُنْت أَفْرُكُ الْمَنِيَّ مِنْ ثَوْبِ رَسُولِ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ثُمَّ يَذْهَبُ فَيُصَلِّي فِيهِ
“Aku mengerik mani kering yng nempel di baju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kmdian beliau berangkat shalat dg memakai baju itu.” *[Shahih Muslim]* Dalam riwayat Ad-Daruquthni, Aisyah mengatakan,
كُنْت أَفْرُكُهُ إذَا كَانَ يَابِسًا وَأَغْسِلُهُ إذَا كَانَ رَطْبًا
“Aku mengerik mani itu apabila sudah kering dan aku mencucinya jika masih basah.”
كُنْت أَفْرُكُ الْمَنِيَّ مِنْ ثَوْبِ رَسُولِ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ثُمَّ يَذْهَبُ فَيُصَلِّي فِيهِ
“Aku mengerik mani kering yng nempel di baju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kmdian beliau berangkat shalat dg memakai baju itu.” *[Shahih Muslim]* Dalam riwayat Ad-Daruquthni, Aisyah mengatakan,
كُنْت أَفْرُكُهُ إذَا كَانَ يَابِسًا وَأَغْسِلُهُ إذَا كَانَ رَطْبًا
“Aku mengerik mani itu apabila sudah kering dan aku mencucinya jika masih basah.”
Dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha. Dari jalan Ummu Walad (disebut juga: Hamidah), ia berkata,
قُلْتُ لأُمِّ سَلَمَةَ: إِنِّي امْرَأَةٌ أُطِيلُ ذَيْلِي وَأَمْشِي فِي الْمَكَانِ القَذِرِ؟ فَقَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يُطَهِّرُهُ مَا بَعْدَهُ
“Aku bertanya kepada Ummu Salamah, ‘saya ini wanita yang panjang gaunnya dan saya biasa berjalan di tempat yang kotor’. Ummu Salamah berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda, ‘tanah yang setelahnya sudah membersihkannya”” *[Jami’ At-Tirmidzi no. 143]*
قُلْتُ لأُمِّ سَلَمَةَ: إِنِّي امْرَأَةٌ أُطِيلُ ذَيْلِي وَأَمْشِي فِي الْمَكَانِ القَذِرِ؟ فَقَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يُطَهِّرُهُ مَا بَعْدَهُ
“Aku bertanya kepada Ummu Salamah, ‘saya ini wanita yang panjang gaunnya dan saya biasa berjalan di tempat yang kotor’. Ummu Salamah berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda, ‘tanah yang setelahnya sudah membersihkannya”” *[Jami’ At-Tirmidzi no. 143]*
Begitu Pak Munasir, jawaban saya sangat sederhana, mohon maaf. Sedang capek karena banyak kerjaan ngurus jama’ah umrah. Doakan saya sehat selalu ya Pak.
Doakan juga putra saya sehat selalu dan kelak besar jadi professor tafsir yang kaya raya. Doakan juga ayah-ibu saya dan istri saya sejahtera selalu.
Doakan juga putra saya sehat selalu dan kelak besar jadi professor tafsir yang kaya raya. Doakan juga ayah-ibu saya dan istri saya sejahtera selalu.
Dijawab oleh Abinya Abizard *H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.* bin H. Yulianto
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Layangkan pertanyaan seputar agama Islam via surel *ustadzjibril@gmail.com* dengan menyebutkan nama dan kota asal.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Layangkan pertanyaan seputar agama Islam via surel *ustadzjibril@gmail.com* dengan menyebutkan nama dan kota asal.
Bergabunglah di grup whatsapp Islamia dengan mendaftarkan nama dan kota asal ke whatsapp *085536587822*
Kunjungi *quantumfiqih.blogspot.com* buat ngaji lebih banyak.
Belanja buku Islami via *tokobukufiqih.blogspot.com*
Join bisnis dan pelatihan makanan ringan krupuk kedelai, nugget sayur ikan laut, bakso ikan, dan lain-lain di *sbycorporation.wordpress.com*
Desain dan cetak majalah, buku, kitab & leaflet klik *desainmajalahislami.blogspot.com*
Ingin berdonasi komputer bekas dan dana tunai untuk kemakmuran mushalla salurkan melalui *komunitasmushalla.blogspot.com*
Pasang iklan atau cari info sekolah Islam unggulan di *islamicboardingschool.wordpress.com*
Ikuti channel Telegram *@manajemenqalbu*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar