Sabtu, 07 Maret 2020

Hukum Fiqih Tentang Shalat yang Tidak Khusyu' dan Sempurna Apakah Batal | UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.) | Konsultasi Syariah dan Fiqih (KASYAF) | Bahtsul Masail Fatwa Tarjih


Konsultasi Syariah dan Fiqih (KASYAF) No. 335 - Batalkah Shalat Yang Tidak Khusyu dan Tidak Sempurna


#broadcastquantumfiqih

No.: KS/4/I/20/QUFI

Topik: [1] Konsultasi Syariah & Fiqih (KASYAF)

Rubrik: quantumfiqihibadah


➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

_Pertanyaan_

Pak ustaz, kl solat blm khusyu dan cara sholat nya mssih blm bener apakah d terima. Seperti blm khusyu dan suka lupa bacaan nya pas sholat


Ditanyakan oleh saudara *M. D. Andi* (0897-2011-726) dari Palembang pada _2 Januari 2020_


➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

_Jawaban_

Kalau belum khusyu, tetap diterima Allah Al-Hasib. Kalau belum bener, belum benernya kayak gimana dulu? Sebab ada namanya belum bener yang bikin batal shalat dan ada yang sekadar mengurangi nilai shalat. 


Bersamaan dengan itu, nilai shalat kita juga sesuai kekhusyu'an kita. Dari Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلاَّ عُشْرُ صَلاَتِهِ تُسْعُهَا ثُمُنُهَا سُبُعُهَا سُدُسُهَا خُمُسُهَا رُبُعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا


"Ketika seseorang selesai dari shalatnya, tsawab yang dia dapatkan hanya 1/10 shalatnya, atau 1/9 atau 1/8 atau 1/7 atau 1/6 atau 1/5 atau ¼ atau 1/3, atau setengahnya." [Sunan Abu Dawud no. 796] 


Apakah shalat itu hanya sah jika khusyu' saja dan tidak sah jika tidak khusyu'? Problemnya, pertanyaan ini tidak ada jawabannya dalam Al-Quran maupun As-Sunnah secara sharih (lugas). Meski ada segolongan ulama Salaf yang menghukumi khusyu' sebagai syarat sah shalat. Seperti Imam Al-Ghazali dan Imam Ibnu Taimiyah. 


Namun, jumhur ulama berpandangan khusyu’ bukan syarat sah shalat atau rukunnya. Ia hanya sunnah dalam shalat. Jika tidak ada khusyu’ di dalam shalat, maka tidak ada kewajiban menggantinya (mengqadla) atau mengulanginya. Dalilnya hadits di atas dan realita bahwa Rasulullah memerintahkan orang yang lupa dalam shalat untuk sujud sahwi karena meninggalkan perkara-perkara tertentu dan tidak memerintahkan untuk mengulang.


Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat orang yang tidak sempurna shalatnya dan tidak thuma’ninah dalam melaksanakannya, beliau menyuruhnya untuk mengulangi shalatnya, beliaupun bersabda, 


إِذَ قُمْتَ إِلَى الَّصَّلاَةِ فَأَسْبِغِ الْوُضُوْءَ ثُمَّ اسْتَقْبِلِ الْقِبْلَةَ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَاْ مَاتَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَع حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلاَتِكَ كُلِّهَا


“Jika engkau hendak mendirikan shalat, sempurnakanlah wudhu, lalu berdirilah menghadap kiblat kemudian bertakbirlah (takbiratul ihram), lalu bacalah ayat-ayat Al-Qur’an yang mudah bagimu, kemudian ruku’lah sampai engkau tenang dalam posisi ruku, lalu bangkitlah (berdiri dari ruku’) sampai engkau berdiri tegak, kemudian sujudlah sampai engkau tenang dalam posisi sujud, lalu bangkitlah (dari sujud) sampai engkau tenang dalam posisi duduk. Kemudian, lakukan itu semua dalam semua shalatmu”. [Shahih Al-Bukhari] 


Yang menjadi kewajiban dalam shalat adalah thuma'ninah (tenang dan perlahan agar sempurna) dalam setiap rukun shalat. Walau mengulang shalat wajib memang ada dalil yang membolehkannya, namun penyebabnya bukan semata-mata karena perasaan kurang sempurna khusyu'nya.


Dijelaskan oleh Syaikh Bin Baz, 


أما إذا كان يطمئن فيها ، ولكن قد تعتريه بعض الهواجس وبعض النسيان هذا لا يبطل الصلاة ، لكن ليس له من صلاته إلا ما عقل منها وما خشع فيه وأقبل عليه يكون له ثواب ذلك ، وما فرط فيه يفوته ثوابه ، فينبغي للعبد أن يُقبل على الصلاة ويطمئن فيها ويخشع فيها لله عز وجل حتى يكمل ثوابه ، ولكن لا تبطل إلا إذا أخل بالطمأنينة مثل إذا ركع ركوعاً ليس فيه طمأنينة فيعجل ولا تخشع الأعضاء ، والواجب أن يطمئن حتى يرجع كل فقار إلى مكانه ، وحتى يتمكن من قول: سبحان ربي العظيم في الركوع ومن قول : سبحان ربي الأعلى في السجود ، وحتى يتمكن من قول : ربنا ولك الحمد ، إلى آخره بعد الرفع من الركوع ، وحتى يتمكن بين السجدتين أن يقول : رب اغفر لي ، هذا لابد منه .


"Kalau kekhusyu'an hilang sampai hingga (bagaikan buruk) mematuk dalam shalat (gerakannya sangat cepat) dan tidak ada thuma’ninah, maka shalatnya batal. Akan tetapi jika shalatnya tenang, namun kadang dihinggapi perasaan atau sedikit lupa, maka hal ini tidak membatalkan shalat. Akan tetapi dia tidak mendapatkan (pahala) kecuali apa yang dia sadar, waktu khusyu dan kehadiran hati. Dia akan mendapatkan pahala (sebatas) itu, sedangkan bagian yang dia lalai, pahalanya hilang. Seharusnya bagi seorang hamba menghadirkan hatinya dengan total, thuma’ninah dan khusyu di dalamnya hanya karena Allah agar meraih pahala yang sempurna. Jadi (kalau ada sedikit ketidakkhusyu'an) tidak  membatalkan shalat kecuali apabila ada cacat dalam thuma’ninah, seperti kalau ruku tidak tuma’ninah, tergesa-gesa dan anggota badannya tidak tenang." [Fatawa Nur Ala Ad-Darbi 2/774]


Jadi terus aja shalat ya. Kalau ada yang kelupaan dari rukun shalat, sujud sahwi. Kalau sekadar lupa bacaan selain Al Fatihah, ga pake sujud sahwi. Lakukan aja shalat sebanyak-banyaknya, nanti Allâh yang bikin kita khusyu'. Shalat hanya batal kalau kita tidak thuma'ninah. 


Dijawab oleh UBER (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.)

bit.ly/biografibrillyelrasheed

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

🔔 Follow semua media sosial Broadcast Quantum Fiqih di kontakk.com/@quantumfiqih


🎁 Sampaikan Konsultasi Syariah dan Fiqih melalui whatsapp 0821-4088-8638 dengan memperkenalkan diri dan kota domisili, untuk beragam persoalan mulai Aqidah, Ibadah, Mu'amalah, Akhlaq, Nikah dan Keluarga, Sirah/Tarikh, dan lain sebagainya. Sudah ada hampir 400 tanya jawab yang kami layani secara tertulis.


📺 Kepoin instagram.com/pejuangshalatsunnah untuk mendapatkan booster semangat merutinkan shalat wajib dan shalat sunnah. 


📺 Belanja mushaf Al-Quran cantik dan istimewa di instagram.com/gudangkitabsucialquran. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar