Broadcast Quantum Fiqih
๐ง ๐จ ๐ถ ๐บ ๐ซ ๐ฎ
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Taushiyyah Fiqhiyyah No. 1/IV/2021/TF
*Hikmah Perseteruan Takmir Masjid*
๐ญ ๐ฎ ๐ฐ ๐ฒ ๐ฆ ๐ญ ๐ต ๐ช ๐ท ๐ธ ๐ช ๐น ๐ช ๐ท ๐บ ๐ฆ ๐ณ ๐น ๐ฆ ๐ฐ ๐ฒ ๐ฎ ๐ท ๐ฒ ๐ฆ ๐ธ ๐ฏ ๐ฎ ๐ฉ
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
๐ Memang Allah mengharamkan at-tabรขghudh yaitu saling membenci. Namun Allah tidak terlarang menanamkan at-tabรขghudh dalam qalbu sebagian umat Islam, karena Allah Maha Berbuat, dan semua perbuatan-Nya adalah baik. Sudah bukan rahasia lagi bahwa sering terjadi sengketa antar takmir masjid yang kemudian menjadi pemicu masing-masing takmir yang berseteru itu tadi berpindah domisili lalu membangun masjid sendiri.
๐ง Khalid bin Al-Walid mulanya diutus Rasulullah untuk berdakwah ke penduduk Yaman. Ternyata penduduk Yaman tidak mau menerima dakwah yang disampaikan Khalid. Maka Rasulullah pun mengirim 'Ali bin Abi Thalib bersama Al-Barra' bin 'Azib. Menariknya ketika 'Ali dan Al-Barra' hampir tiba di tujuan, orang-orang Yaman sudah keluar menyambut kedatangan mereka. Sebetulnya mudah saja bagi Nabi untuk berdoa agar penduduk Yaman tidak membenci Khalid, namun Nabi memaklumi ketidaksukaan adalah naluri yang kadang tidak bisa ditepis dari perasaan (sanubari).
๐ Dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุซََูุงุซَุฉٌ َูุง ุชُุฌَุงِูุฒُ ุตََูุงุชُُูู ْ ุขุฐَุงَُููู ْ : ุงْูุนَุจْุฏُ ุงْูุขุจُِู ุญَุชَّู َูุฑْุฌِุนَ ، َูุงู ْุฑَุฃَุฉٌ ุจَุงุชَุชْ َูุฒَْูุฌَُูุง ุนَََْูููุง ุณَุงุฎِุทٌ ، َูุฅِู َุงู ُ َْููู ٍ َُููู ْ َُูู َูุงุฑَُِููู
_"Ada 3 orang yang shalatnya tidak bisa naik melebihi telinganya: budak yang lari dari tuannya sampai dia kembali, wanita yang menjalani waktu malamnya, sementara suaminya murka kepadanya, dan imam sebuah jamaah, sementara para jamaah membencinya."_ *[Sunan At-Turmudzi no. 360]*
ููุงู ุงูุฎุทุงุจู ููุช ูุดุจู ุฃู ูููู ุงููุนูุฏ ูู ุงูุฑุฌู ููุณ ู ู ุฃูู ุงูุฅู ุงู ุฉ ูููุชุญู ูููุง ููุชุบูุจ ุนูููุง ุญุชู ููุฑู ุงููุงุณ ุฅู ุงู ุชู ูุฃู ุง ุฅู ูุงู ู ุณุชุญูุง ููุฅู ุงู ุฉ ูุงูููู ุนูู ู ู ูุฑูู ุฏููู
๐ Al-Khaththabi mengatakan, yang lebih mendekati bahwa ini ancaman ini berlaku untuk orang yang tidak layak jadi imam, namun dia memaksakan diri untuk jadi imam, sehingga banyak orang tidak suka ketika dia jadi imam. Adapun orang yang berhak jadi imam, maka celaan itu kembali kepada orang yang membencinya. *[Aunul Ma’bud, 2/213]*
๐ Lebih rinci, disampaikan oleh Abu Ishaq Asy-Syairazi,
َُْูููุฑَُู ุฃَْู ُูุตََِّูู ุงูุฑَّุฌُُู ุจَِْููู ٍ َูุฃَْูุซَุฑُُูู ْ َُูู َูุงุฑَُِููู
"Dimakruhkan seseorang shalat menjadi imam bagi suatu kaum, sedangkan mayoritas dari kaum itu tidak menyukainya."
َูุฅِْู َูุงَู ุงَّูุฐَู َْููุฑَُُูู ุงْูุฃََُّูู َูู ْ ُْููุฑَْู ุฃَْู َูุคُู َُّูู ْ ِูุงََّู ุฃَุญَุฏًุง َูุง َูุฎُْูู ู ِู َّْู َْููุฑُُُูู
“Karenanya apabila orang tersebut tidak disukai oleh sedikit orang maka ia tidak makruh menjadi imam mereka, karena tidak ada seorang pun yang semua orang menyukainya,” *[Al-Muhadzdzab 2/98]*
๐ Sebetulnya mudah saja bagi Nabi untuk menyalahkan kaum yang membiarkan kebencian menggelayut sanubari mereka. Mudah juga bagi Nabi untuk mewasiatkan, "Wahai manusia, bersabarlah terhadap imam shalat sekalipun kalian benci." Nyatanya Nabi tidak mengatakan itu, justru yang Nabi kritis adalah imam shalat yang tidak disukai mayoritas makmum. Padahal dalam hal imam urusan duniawi, Nabi menyalahkan umat yang tidak patuh meski benci sama imam tersebut.
๐ Sepotong standar hukum ini menjadi bukti bahwa Islam memaklumi kebencian dalam sanubari yang memang tidak bisa ditepis setelah usaha menepisnya berkali-kali baik karena imam yang memang memuakkan atau karena makmum yang memang berwatak tidak sejalan dengan imam sehingga memicu kebencian.
๐ง Dari situ, wajar bila dalam internal takmir di berbagai masjid/mushalla kerap kita temukan ada perseteruan. Perseteruan tersebut meski sesuai dengan Iradah Kauniyyah Allah namun berseberangan dengan Iradah Syar'iyyah-Nya. Sehingga umat Islam termasuk para takmir harus berjuang menepis perseteruan namun bila tidak terhindarkan makan kita mesti menganggap-Nya sebagai cara Allah memperbanyak jumlah masjid/mushalla. Terbukti perseteruan takmir mendorong para takmir yang sudah meninggalkan masjid asal kemudian berjuang mendirikan masjid baru di tempat lain baik dekat atau jauh.
๐ง Meski berseteru, cita-cita mereka bukan mendirikan bangunan lain tapi cita-cita mereka tetap membangun masjid meski ada rasa hasad, tabaghudh, sentimen, tabahi (saling berbangga), dan lain-lain. Bukti bahwa Allah berada di atas mereka, memberi hidayah mereka, sehingga mereka tidak terbersit keinginan membangun selain masjid. Ini bukan pembenaran, tapi pemahaman, agar tetap membingkai semua yang terjadi tetap berorientasi pahala (tsawab) ukhrawi.
๐ฏ Diantara udzur yang memperbolehkan berbilangnya masjid dalam jarak yang berdekatan adalah adanya perseteruan yang tidak terelakkan. Sayyid Abdurrahman bin Muhammad Al-Masyhur menegaskan,
ูุงูุญุงุตู ู ู ููุงู ุงูุฃุฆู ุฉ ุฃู ุฃุณุจุงุจ ุฌูุงุฒ ุชุนุฏุฏูุง ุซูุงุซุฉ : ุถูู ู ุญู ุงูุตูุงุฉ ุจุญูุซ ูุง ูุณุน ุงูู ุฌุชู ุนูู ููุง ุบุงูุจุงً ، ูุงููุชุงู ุจูู ุงููุฆุชูู ุจุดุฑุทู ، ูุจุนุฏ ุฃุทุฑุงู ุงูุจูุฏ ุจุฃู ูุงู ุจู ุญู ูุง ูุณู ุน ู ูู ุงููุฏุงุก ، ุฃู ุจู ุญู ูู ุฎุฑุฌ ู ูู ุจุนุฏ ุงููุฌุฑ ูู ูุฏุฑููุง ، ุฅุฐ ูุง ููุฒู ู ุงูุณุนู ุฅูููุง ุฅูุง ุจุนุฏ ุงููุฌุฑ ุงูู
“Kesimpulan dari statemen para imam, sebab-sebab diperbolehkannya berbilangnya jumat ada tiga. Pertama, sempitnya tempat shalat, dengan sekira tidak dapat menampung jamaah jumat menurut keumumannya. Kedua, pertikaian di antara kedua kubu sesuai dengan syaratnya. Ketiga, jauhnya sisi desa, dengan sekira berada pada tempat yang tidak terdengar azah atau di tempat yang seandainya seseorang keluar dari tempat tersebut setelah fajar, ia tidak akan menemui jumat, sebab tidak wajib baginya menuju tempat jumat, kecuali setelah terbit fajar Shubuh.” *[Bughyah Al-Mustarsyidin, Beirut, Dar al-Fikr, 1995, halaman 51]*
๐ Benarlah bahwa lebih baik berbilangnya masjid sebanyak-banyaknya daripada kukuh dan jumud dengan satu masjid namun para takmir dan jamaah di dalamnya saling bermusuhan hingga membuat masjid kosong-melompong. Syekh Isma’il Az-Zain menerangkan,
ูุงูููู ุจุนุฏู ุงูุฌูุงุฒ ุฅูุง ุนูุฏ ุชุนุฐุฑ ุงูุงุฌุชู ุงุน ูู ู ูุงู ูุงุญุฏ ููุณ ุนููู ุฏููู ุตุฑูุญ ููุง ู ุง ููุฑุจ ู ู ุงูุตุฑูุญ ูุง ูุตุง ููุง ุดุจูู ุจู ุฃู ุณุฑ ู ูุตูุฏ ุงูุดุฑุน ูู ูู ุฅุธูุงุฑ ุงูุดุนุงุฑ ูู ุฐูู ุงูููู ูุฃู ุชุฑูุน ุงูุฃุตูุงุช ุนูู ุงูู ูุงุจุฑ ุจุงูุฏุนูุฉ ุฅูู ุงููู ูุงููุตุญ ููู ุณูู ูู ูููู ุง ูุงูุช ุงูู ูุงุจุฑ ุฃูุซุฑ ูุงูุช ุงูุดุนุงุฑุงุช ุฃุธูุฑ ูุชุจุงุฑุฒุช ุนุฒุฉ ุฏูู ุงูุฅุณูุงู ูู ุขู ูุงุญุฏ ูู ุฃู ุงูู ู ุชุนุฏุฏ ุฅุฐุง ูุงู ูู ู ุณุฌุฏ ุนุงู ุฑุง ุจุฃุฑุจุนูู ูุฃูุซุฑ ูุฐุง ูู ุงูุธุงูุฑ ูู ูุงููู ููู ุงูุชูููู ุงูู
“Adapun pendapat yang tidak memperbolehkan berbilangnya jumat dalam satu tempat kecuali saat sulitnya berkumpul, tidak memiliki dalil yang tegas bahkan yang mendekati tegaspun tidak ada, baik berupa dalil nash atau yang serupanya. Bahkan rahasia dari maksud syariat berada pada memperlihatkan syiar Islam pada hari jumat tersebut dan suara-suara dinyaringkan di atas mimbar-mimbar dengan mengajak kepada Allah dan memberi nasehat kepada kaum muslimin. Saat mimbar-mimbar semakin banyak, niscaya syi’ar-syi’ar Islam semakin tampak dan kemuliaan agama Islam terlihat jelas dalam satu waktu di beberapa tempat apabila setiap masjid diramaikan dengan 40 jamaah atau lebih. Inilah pendapat yang jelas menurutku”. *[Qurrah al-‘Ain bi Fatawa Isma’il al-Zain, halaman 83]*
๐ Syaikh 'Abdul Wahhab Asy-Sya'rani juga mengajarkan,
ููู ุง ุฐูุจ ูุฐุง ุงูู ุนูู ุงูุฐู ูู ุฎูู ุงููุชูุฉ ู ู ุชุนุฏุฏ ุงูุฌู ุนุฉ ุฌุงุฒ ุงูุชุนุฏุฏ ุนูู ุงูุฃุตู ูู ุฅูุงู ุฉ ุงูุฌู ุงุนุฉ ููุนู ุฐูู ู ุฑุงุฏ ุฏุงูุฏ ุจูููู ุฅู ุงูุฌู ุนุฉ ูุณุงุฆุฑ ุงูุตููุงุช ููุคูุฏู ุนู ู ุงููุงุณ ุจุงูุชุนุฏุฏ ูู ุณุงุฆุฑ ุงูุฃู ุตุงุฑ ู ู ุบูุฑ ู ุจุงูุบุฉ ูู ุงูุชูุชูุด ุนู ุณุจุจ ุฐูู ููุนูู ู ุฑุงุฏ ุงูุดุงุฑุน ููู ูุงู ุงูุชุนุฏุฏ ู ูููุง ุนูู ูุง ูุฌูุฒ ูุนูู ุจุญุงู ููุฑูุฏ ุฐูู ููู ูู ุญุฏูุซ ูุงุญุฏ ูููุฐุง ููุฐุช ูู ุฉ ุงูุดุงุฑุน ูู ุงูุชุณููู ุนูู ุฃู ุชู ูู ุฌูุงุฒ ุงูุชุนุฏุฏ ูู ุณุงุฆุฑ ุงูุฃู ุตุงุฑ ุญูุซ ูุงู ุฃุณูู ุนูููู ู ู ุงูุฌู ุน ูู ู ูุงู ูุงุญุฏ ูุงููู
“Saat substansi pelarangan ini hilang, yaitu kekhawatiran fitnah, maka diperbolehkan berbilangnya jumat sesuai dengan hukum asal pendirian shalat jamaah. Kesimpulan ini dikuatkan dengan fakta bahwa terjadi berbilangnya jumatan di sekian tempat tanpa berlebihan dalam meneliti penyebabnya, barangkali ini yang dikehendaki syari’at. Andaikan berbilangnya Jumat dilarang, niscaya tidak diperkenankan sama sekali, karena ada hadits yang melarangnya, meski hanya satu hadits. Dari pertimbangan ini, terlihat jelas esensi syariat untuk memudahkan umat Islam dalam kebolehan berbilangnya jumat di seluruh penjuru dunia, sekiranya hal tersebut lebih memudahkan mereka dibandingkan dengan berkumpul dalam satu tempat Jumat. Maka pahamlah akan hal tersebut.” *[Al-Mizan Al-Kubra, Semarang, Toha Putera, tt., juz 1, halaman 209]*
๐ง Maka dari itu, sekarang kita menjadi paham bahwa apa saja yang diperbuat Allah terhadap hamba adalah baik sekalipun itu dalam bentuk taqdir Allah atas manusia menjadi berseteru. *Hanya manusia yang berseteru akan berdosa, dan diwajibkan untuk sebisa mungkin menepisnya.*
๐ Ditulis oleh *Abah Jibril (Haji Brilly)*
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
๐ป Telah kami terima sumbangan: (1) Rp 600.000,- untuk pembelian kipas angin dinding dari Saudara *Mifta Hadi Subiyanto* dari Surabaya; (2) Sajadah layak pakai 14 lembar dari Bapak *Syarief* dari Surabaya; (3) Sajadah dan Mukenah layak pakai dari Ibu *Hj. Siti Utaminingsih* dari Sidoarjo; (4) Sajadah baru dari Ibu *Lintang* dari Madiun. Semuanya akan kami salurkan ke Mushalla Al-Marjan 1 dan 2. Semoga semua donatur mendapatkan imbalan dari Allah sebanyak-banyaknya, dunia-Akhirat.
๐บ ๐ง ๐จ ๐ถ ๐บ ๐ซ ๐ฎ (Broadcast Quantum Fiqih) telah melayani KASYAF (Konsultasi Syariah dan Fiqih) hampir 430 sesi secara gratis/free tanpa syarat, baik secara tatap muka atau jarak jauh, baik lisan maupun tertulis, baik masalah Aqidah, Tafsir, Hadits, Fiqih, Akhlaq, Keluarga, dan lain sebagainya. Sampaikan pertanyaan melalui ustadzjibril@gmail.com atau http://wa.me/6282140888638. Jangan lupa sampaikan *nama dan kota domisili*. Jika pertanyaan mengandung aib, maka identitas penanya akan dirahasiakan.
๐ Alhamdulillah, BCQUFI telah melengkapi perpustakaan dengan koleksi Kitab berbahasa Arab mulai 1 Februari 2021 untuk meningkatkan kualitas layanan. Belanja Kitab menelan biaya Rp 1.261.900,- untuk Kitab Hasyiyah Shawi (4 jilid), Faidh Al-Qadir (6 jilid) dan Ihya' 'Ulumiddin (4 jilid). Terimakasih kami haturkan kepada donatur yang turut berpartisipasi menyumbangkan dana untuk belanja Kitab. Semoga layanan BCQUFI semakin bagus. *Kami masih membutuhkan banyak kitab klasik berbahasa Arab untuk referensi.* Total ada 25 jilid Kitab Arab dan hampir 1.000 referensi buku berbahasa Indonesia milik BCQUFI.